Rabu, 07 November 2012

Kisah Ambarisa 41 s/d 50

By
41. "Wahai yang terbaik, di antara jajaran dinasti Kuru, setelah meneguk sedikit air, Raja Ambarisa bersemedi dengan menujukan pikirannya ke arah Tuhan Yang Maha Esa yang bersemayam di dalam relung hatinya, sambil menunggu kembalinya resi Durvasa Muni."

42. "Setelah menyelesaikan berbagai upacara ritual siang hari, Resi Durvasa meninggalkan tepian sungai Yamuna. Sang raja menyambutnya dengan baik, penuh segala kehormatan, namun Durvasa Muni, melalui kesaktiannya memahami bahwa Raja Ambarisa telah berbuka puasa dengan meneguk air tanpa seizin sang resi."

43. "Durvasa Muni yang masih dalam keadaan lapar, dan bergetar tubuhnya, dengan kedua alisnya yang terangkat akibat geramnya, murka sekali kepada sang raja yang berdiri di depannya dengan kedua tangan yang terkatub."

44. "Aduh, coba lihat kelakuan orang jahat ini ! Ia bukan pemuja dewa Vishnu. Karena merasa sombong akan kekayaan dan kedudukannya, ia merasa dirinya seakan-akan telah menjadi Tuhan itu sendiri. Coba perhatikan bagaimana ia telah melanggar peraturan-peraturan agama."

45. "Maharaja Ambarisa, dikau telah mengundangku sebagai seorang tamu untuk bersantap, tetapi dikau telah bersantap lebih dahulu. Oleh karena ulahmu ini, akan kuperlihatkan sesuatu untuk menghukummu."

46. "Pada saat Durvasa Muni berkata demikian wajahnya memerah penuh rasa angkara-murka. Ia mencabut sejumput rambut dari kepalanya, dan menciptakan seorang iblis yang mirip api yang berkobar-kobar secara dashyat untuk menghukum Maharaja Ambarisa."

47. "Bersenjatakan sejenis trisula dan menggetarkan permukaan bumi ini dengan langkah-langkah kakinya, mahluk api ini mendekati Maharaja Ambarisa. Namun sang raja tidak merasa terganggu oleh kehadiran mahluk ini dan tidak beranjak sedikitpun dari tempat ia berdiri."

48. "Ibarat api di hutan yang membakar habis ular yang marah menjadi abu, dengan perintah Yang Maha Kuasa, maka Sudharsana Cakra milik Sang Hyang Vishnu pun tiba-tiba muncul dan memusnahkan iblis tersebut menjadi abu dalam sekejab. Demikian ini cara Beliau menjaga para pemuja-pemujaNya."

49. "Menyaksikan kegagalannya, dan nampak bahwa Cakra Sudharsana sedang menuju ke arahnya, Durvasa Muni menjadi sangat ketakutan dan mencoba berlari ke segala arah demi menyelamatkan hidupnya."

50. "Ibarat api di hutan yang mengejar seekor ular, cakra Yang Maha Esa ini pun mengejar terus Durvasa Muni ke arah manapun ia berlari. Durvasa Muni melihat bahwa cakra ini hampir-hampir saja membelah punggungnya, ia langsung saja lari dan masuk ke sebuah gua yang terdapat di gunung Sumeru."


Source : webmaster

0 comments:

Posting Komentar