Senin, 05 November 2012

Kisah Ambarisa 06 s/d 20

By

06. "Tak lama setelah Naabhaaga menerima kekayaan ini, dari utara datang seseorang yang berkulit hitam-legam dan berkata,"Seluruh harta-benda pengorbanan ini adalah milikku."

07. Naabhaaga kemudian berkata, "Semua kekayaan ini adalah milikku, para resi yang agung telah menganugrahkannya kepadaku. Setelah ia selesai dengan ucapannya, pria hitam ini kemudian berkata,"Kalau begitu kita harus pergi ke tempat ayahmu dan memintanya untuk menuntaskan masalah ini," Dan Naabhaaga pun setuju dengan usul ini."

08. Sabda ayah Naabhaga : "Apapun yang telah dipersembahkan oleh para resi agung di arena pengorbanan Daksa-Yajna itu, sebenarnya diperuntukkan bagi Dewa Shiwa, jadi semua persembahan tersebut adalah miliknya semata."

09. "Selanjutnya, dengan penuh rasa hormat dan sembah sujud ke Dewa Shiwa, Naabhaaga berkata : "Wahai Tuhan yang kupuja (Isa), semua di arena itu adalah milikMu. Aku tunduk pada sabda-sabda ayahku. Sekarang dengan penuh rasa hormat, aku bersujud kepadaMu, sudilah mengampuniku."

10. Dewa Shiwa bersabda : "Apapun yang telah dikatakan oleh ayahmu adalah benar, dan yang dikau katakan pun adalah kebenaran yang sama. Oleh karena itu, Aku yang memahami mantra-mantra Veda-Veda, akan menjabarkan ilmu pengetahuan transendental (mistik/spritual) kepadamu."

11. "Dewa Shiwa bersabda : "Sekarang dikau boleh mendapatkan semua sisa harta-benda pengorbanan ini, karena kuanugrahkan kepadamu." Setelah berkata demikian, Dewa Shiwa, yang teramat sakti dan sangat taat pada ajaran dharma (dharma-vatsalah) sirna dari tempat tersebut."

12. "Seandainya seseorang mendengar dan mengulang atau mengingat sloka-sloka di atas setiap pagi dan petang penuh dengan perhatian, maka orang tersebut pasti akan berubah menjadi terpelajar, penuh dengan pengertian akan ajaran Veda, dan tangkas dalam mendapatkan kesadaran tentang Sang Jati Diri."

13. "Dari Nabhaagaa lahirlah Maharaja Ambarisa. Maharaja Ambarisa dikenal sebagai seorang pemuja yang dihormati sekali oleh para resi dan rakyatnya, beliau dipuja-puji karena berbagai kebajikan dan bakti beliau baik kepada masyarakat maupun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun ia dikutuk oleh seorang brahmana sakti, ternyata kutukan tersebut tidak mampu menyentuhnya."

14. "Raja Parikesit bertanya : "Wahai resi yang mulai, Maharaja Ambarisa adalah seorang yang terhormat dan penuh dengan kebajikan. Kami ingin tahu lebih banyak tentang beliau. Sangat menakjubkan bahwa kutukan dari brahmana yang sedemikian dashyat kesaktiannya tidak mampu menyentuhnya."

Keterangan : Seluruh kisah-kisah di Srimad Bhagavatam ini, sebenarnya adalah dialog antara Resi Goswami dan Parikesit. Dan di dalam dialog ini termuat anak kisah dari berbagai dialog yang saling berkesinambungan. Harap para pembaca tidak bingung karenanya.

15/16.Resi Sukadewa Goswami berucap : "Maharaja Ambarisa adalah seorang yang amat beruntung, beliau menguasai seluruh dunia yang terdiri dari 7 benua (sapta-dvipa-vatim) dan sang maharaja ini telah mencapai status yang tak terkalahkan dan memiliki kekuasaan yang tak terbatas dan kemakmuran yang amat sangat di atas muka bumi ini. Walaupun status semacam ini sulit dicapai oleh seorang manusia, Maharaja Ambarisa sebaliknya tidak pernah mengacuhkan semua itu, karena beliau sadar bahwa semua kemegahan ini bersifat ilusi, duniawi, serba materi, dan suatu saat pasti akan musnah. Sang maharaja sadar sekali bahwa semua itu merupakan godaan yang dapat menyeretnya ke sidhi (dunia kegelapan yang penuh dengan kesaktian dan kemakmuran)."

17. "Maharaja Ambarisa adalah seorang pemuja Tuhan Yang Maha Esa, yaitu Vasudewa, dan berada dalam jajaran para kaum suci yang memuja Yang Maha Esa. Karena bhaktinya yang sedemikian kuat, beliau beranggapan bahwa seisi alam semesta ini ibaratnya hanya sebuah batu biasa."

18/19/20."Maharaja Ambarisa dalam samadhinya selalu berfokus ke telapak kaki padma Sang Krishna, beliau selalu memuja-muji Keagungan Yang Maha Esa, tangan beliau secara pribadi selalu membersihkan berbagai tempat pemujaan Yang Maha Esa. Telinganya selalu mendengarkan sabda-sabda Sang Krishna atau hal-hal mengenai Sang Krishna. Beliau sangat memperhatikan tempat-tempat ibadah Sang Krishna seperti Mathura dan Vrandavana. Beliau juga selalu menyentuh dengan penuh hormat kaki semua bakta Sang Krishna, dan penciuman hidungnya selalu diarahkan ke daun-daun Tulasi yang dipersembahkan kepada Yang Maha Esa, dan lidahnya selalu menikmati berbagai prashadam dari Yang Maha esa. Kedua kaki beliau selalu digerakkan dan diarahkan ke tempat-tempat suci Yang Maha Esa, dan selama 24 jam setiap harinya beliau bersujud dan memuja Tuhan Yang Maha Esa sambil memasrahkan secara total seluruh hasrat-hasrat duniawinya kepada Sang Krishna Vasudewa. Sedikitpun beliau tidak pernah menghasratkan sesuatu bagi kenikmatan indra-indranya secara pribadi. Seluruh indra-indra di tubuhnya diarahkan demi pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui berbagai bakti beliau. Inilah cara (upaya) demi merapat lebih erat dengan Tuhan Yang Maha Esa dan secara total menjauhi berbagai hasrat duniawi."

Source : oka.nila@yahoo.com

0 comments:

Posting Komentar